Masihdi sekitar Semarang tepatnya di Kota Salatigamas Poer sering kulineran di Salatiga dan yang selalu buat mas Poer Ketagihan adalah Singkong kejunya D-9
IGsukmawati_rsRenyah, gurih, plus ditabur keju, siapa yang tak suka jajanan satu ini? Pembuatannya sederhana dan tak butuh banyak bahan. Pada dasarnya, singkong punya rasa gurih yang khas. Nah, apalagi jika digoreng crispy dengan tekstur dalamnya yang lembut, lalu diberi taburan keju di atasnya. Saking populernya, singkong keju bisa ditemui dengan mudah di sudut kota manapun. Atsarina Luthfiyyah Senior EditorMemiliki pengalaman pendidikan di bidang Tata Boga dan Jurnalistik. Hobi menulis, traveling dan memasak. S2 Universitas Gadjah Mada Ilmu KomunikasiHubungi Kami di [email protected]
SingkongKeju D9 vs Cassava Senin, 29 Februari 2016 petualangan kuliner kali ini jatuh pada kota Salatiga. Perjalanan dimulai dari Gunungpati tepat pukul 8.00 wib dan sampai di Salatiga pukul 08.45 wib. Singkong Keju d9 Salatiga Tiap Hari Minggu Berada di area Car Free Day Taman KB Semarang, Jam Yuk yang mau oleh oleh semarang
Produk Singkong Keju D-9Nikmati berbagai produk olahan Singkong Keju D-9Singkong Keju D-9Rp satu menu best seller singkong goreng D-9. Bisa dipesan langsung di Cafe Telo, disajikan dengan taburan KemangiRp olahan makanan berbahan dasar singkong dengan isian Combro kemangi versi Jawa Tengah yang PedasRp olahan berbahan dasar singkong dengan isian ayam, wortel, kentang dan cabe SoklatRp olahan dari D-9, berbahan dasar singkong dengan isian coklat Daun SIngkongRp olahan makanan dari D-9, berbahan dasar tahu dengan isian daun olahan dari singkong dengan campuran kelapa, rasanya gurih & manis.
Kupassingkong lalu cuci hingga bersih. 2. Haluskan garam, bawang putih dan ketumbar. 3. Siapkan wadah, masukkan bumbu yang telah dihaluskan dalam campuran air es. 4. Kukus singkong hingga matang dan benar-benar empuk, angkat dan tiriskan. 5. Masukkan langsung singkong yang telah direbus kedalam air es.
Salatia - Berburu kuliner di Kota Salatiga bisa mampir ke Kampung Singkong. Kampung ini berawal dari mantan narapidana yang alih profesi jadi pengusaha singkong di Desa Ledok, Kecamatan Argomulya, Salatiga, nama Kampung Singkong sebenarnya sudah ada sejak sekitar tahun 2018. Banyak warga di gang kampung itu mengolah Singkong menjadi berbagai kuliner antara lain Gethuk Kethek, Es krim Singkong, dan yang paling terkenal adalah Singkong Keju D-9."Kampung ini sudah ada sejak sekitar tahun 2018," kata Hardadi di Kampung Singkong usai menyambut kedatangan Menteri Pertanian, Selasa 12/10/2021. Hardadi adalah pemilik Singkong Keju D-9, seorang mantan narapidana kasus narkoba yang membangkitkan Kampung Singkong menjadi destinasi wisata kuliner di Kota Salatiga. Ia menceritakan awal ia insaf dari kejahatan narkoba pasca ditahan di Lapas Singkong Keju D-9 Mantan Napi Ini Sukses Rintis Kampung Singkong Foto detikcom/Angling Adhitya Purbaya"Saya dulu ditahan di blok narkoba namanya blok D, nomor 9," ujar Hardadi mengawali 2009 ia bebas dari Lapas dan memilih hijrah untuk memberikan rejeki ke anak istri. Berawal dari jualan nasi dan es, ia kemudian beralih ke olahan singkong karena Kampung tersebut sebelumnya sudah ada yang mengolah singkong jadi Gethuk Kethek."Kebetulan ada Gethuk Kethek ada stasiun TV meliput ke kampungnya. Ingin buat juga tapi kok cuma ikut-ikutan. Akhirnya bikin sendiri, berinovasi. Awal jualan di rumah. Terus jualan di alun-alun Salatiga. Dari situ yang dirumah berkembang terus buka outlet," Singkong Keju D-9 Mantan Napi Ini Sukses Rintis Kampung Singkong Foto detikcom/Angling Adhitya PurbayaProduknya yang diberi nama sesuai blok Lapas itu ternyata makin terkenal dan dicari orang. Para tetangga pun ikut membuat Singkong Keju dan makin berinovasi juga dengan olahan Singkong sehingga terbentuklah Kampung Singkong."Kemudian banyak teman-teman bikin, terbentuk kampung ini," Singkong lingkungannya cukup bersih walau ada di gang yang tidak terlalu lebar. Keberadaan Kampung tersebut menarik perhatian pemerintah hingga Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo datang untuk secara meresmikan nama "Kampung Singkong".Dari Singkong Keju D-9 Mantan Napi Ini Sukses Rintis Kampung Singkong Foto detikcom/Angling Adhitya Purbaya"Ini bagus banget kita pelihara, kita benahi lebih kuat lagi tentu saja ini perlu kita kembangkan didaerah lain. Saya akan coba liat lagi apa potensi Salatiga. Semua perlu kita kembangkan lagi," kata Syahrul saat banyaknya permintaan di Kampung itu, bahan Singkong didatangkan juga dari beberapa daerah. Walikota Salatiga, Yuliyanto mengatakan produksi singkong di Salatiga sendiri tahun 2020 mencapai 638 ton dengan luas tanam 44,9 ha. Pada Tahun 2021 luas pertanaman sudah mencapai sampai 36 ha."Kampung Singkong Salatiga ini melibatkan 33 resto atau cafe, menyajikan berbagai menu dari 8 ton singkong perhari dipasok petani," ujar Yulianto. Simak Video "Sang Keripik Balado Pedas ini Langsung Dikemas Menarik Agar Menjadi Buah Tangan Khas Kota Padang" [GambasVideo 20detik] raf/odi
Singkong Keju D9 makin trendy dan tampil dengan menu-menu andalan yang kian kratif. D9 kini bukanya hanya menyediakan menu berbasis singkong, tapi aneka jajanan khas Salatiga juga dijual di Cafe dan Resto milik Hardadi ini. Sejak dibangun tahun 2009 lalu, Hardadi mengembangkan kuliner khas singkong.
Kami datang ketika jam sudah menunjuk angka sembilan lebih, ketika malam makin menggelayuti kota Salatiga. Jumat malam itu, setelah menaruh barang di rumah yang disediakan kawan saya yang punya hajatan, saya dan teman-teman dari Palangkaraya mengunjungi Café D-9, café spesialis singkong keju yang paling top di Salatiga. Singkong keju D-9 sudah saya dengar setahun belakangan ini. Saya pernah mencicipinya sepotong ketika ada teman kantor membawanya. “Salatiga kini terkenal gara-gara singkong keju ini,” ujar teman saya yang punya bisnis sampingan toko oleh-oleh. Singkong tersebut memang empuk, renyah, dan gurih. Dari baca-baca di internet, rupanya merk D-9 itu adalah nama blok sel empunya, Hardadi, saat mendekam di penjara Solo. Singkong keju D-9 itu memang produksi Hardadi setelah ia keluar dari penjara dan kemudian harus putar otak mencari penghasilan untuk istri dan tiga anaknya. Rumah yang menjadi Café D-9 di Jalan Argowiyoto itu, sudah sepi ketika kami tiba. Terlihat sejumlah rumah di sana kini dijadikan kios toko oleh-oleh –terutama penganan singkong. Saya yakin jika siang atau hari libur gang ini pasti hiruk pikuk. Konon, demikian menurut sejumlah orang, pengunjung mengantri untuk membeli singkong D-9 itu. Hanya ada dua mobil parkir malam itu dan saya melihat hanya ada tiga tamu yang duduk di sebuah meja. Kami memilih duduk di bangku panjang dan beberapa teman segera memesan “singkong keju.” Toppingnya macam-macam, ada coklat, keju dll. Untuk minumannya saya memesan wedang uwuh -minuman khas Yogya yang di dalamnya terendam dengan damainya berbagai rempah-rempah. Singkong dan wedang uwuh, yang keduanya dinikmati panas-panas, adalah pasangan abadi yang pas….. Kami beruntung malam itu sang bos Singkong Keju D-9, Pak Hardadi, belum pulang, Ia tersenyum kecil ketika saya mengajaknya duduk bersama kami. Saya kenalkan bahwa kami dari Bandung, Bogor, dan Palangkaraya. Saya dan kawan-kawan pun kemudian bertanya segala hal tentang bisnis singkong kejunya. “Ini semua rezeki dari Allah,” katanya. “Memang nama D-9 itu nama blok saya saat saya di penjara selama enam bulan di Solo,” katanya ketika saya tanya apakah benar D-9 itu nama blok sel-nya. “Kasus apa?,” tanya saya lagi. “Narkoba,” ujarnya, perlahan. Pak Hardadi berkisah, seusai menjalani hukuman penjara, ia kemudian bekerja apa pun untuk menghidupi keluarganya. “Yang penting halal,” ujarnya. Tempat jualannya antara lain di lapangan, di pinggir jalan. Sampai suatu ketika ia teringat pada makanan singkong keju yang pernah dicicipinya saat bekerja di Jakarta. “Saya memutuskan berjualan singkong keju.” Saat kami tanya apakah ia bersedia menjelaskan rahasia singkong kejunya, ia mengangguk. “Singkong itu digoreng dua kali. Yang pertama, setelah digoreng dimasukkan ke dalam bumbu dan kemudian digoreng lagi.” ujarnya Berdiri sejak 2010, setiap pekan tak kurang 5 ton singkong dikirim dari berbagai daerah di Jawa Tengah ke rumahnya itu. Tidak semua singkong ternyata bisa menjelma menjadi singkong keju yang nikmat. Pak Hardadi menyebut, salah satu jenisnya singkong Gatotkoco -jenis singkong yang tidak pernah saya dengar di Bogor. “Kebanyakana singkong itu datang dari daerah Wonosobo,” ujarnya. Pak Hardadi mengajak kami ke tempat pengolahan singkong kejunya. “Tidak jauh kok, di depan itu,” ujarnya menunjuk sebuah gang di depan kami duduk. Beberapa teman, yang sedang asyik makan singkong keju yang nikmat itu segera menghentikan aktivitas tangan dan mulutnya. “Nanti, habis lihat tempat pengolahan singkong itu, kita makan lagi…” ujar seorang teman sembari berdiri mengikuti Pak Hardadi. Setelah melewati sebuah gang sejauh sekitar 20 meter kami sampai ke “pusat” pembuatan singkong keju. Sebuah mobil bak terbuka tengah menumpahkan muatannya yang penuh singkong. Sebagian dimasukkan ke dalam bak air –untuk mencuci sekaligus menjaga kualitasnya. Beberapa pekerja memotong singkong dengan sebuah alat. “Kita lihat ke sana,” kata Pak Hardadi mengajak kami ke sebuah rumah di seberang tempat penampungan singkong. Inilah tempat penggorengan, penyortiran, sekaligus packaging Singkong Keju D-9. Sejumlah ibu terlihat memilah-milah, memotong, dan memasukkan singkong ke kardus dan plastik. Dilakukan manual tapi terlihat hieginis. Para ibu-ibu tersebut saya yakin pasti warga sekitar. Singkong di dalam plastik itu, menurut Pak Hardadi, akan tahan lama jika dimasukkan freser. Singkong D-9 memang sudah melanglang ke mana-mana. Bahkan ada agen yang mengirimkannya hingga ke Freeport, perusahaan emas di pegunungan Papua sana. “Pengirimannya harus beku supaya kualitasnya tidak rusak,” katanya. Jika dulu Pak Hardadi sendiri yang ke sana- ke mari mencari singkong, kini ada pemasok yang mengirim singkong secara rutin. Pak Hardadi kini tak sekadar “menghidupkan” para petani singkong, juga sekitar seratus orang yang bekerja di tempatnya – Café dan “pabrik singkong D-9- di Jalan Argowiyoto tersebut. Ketika saya bertanya, apakah ia bersedia untuk membagi “ilmu persingkongannya” jika teman-teman saya mengundangnya ke Palangkaraya, ia menggangguk. “Tentu, saya akan membagi apa yang saya ketahui, tidak ada yang saya rahasiakan,” katanya. Kami kemudian balik lagi ke café D-9. Beberapa teman sudah tak sabar untuk melahap singkong keju aneka topping yang tadi kami tinggal. Tapi, lho, meja ternyata sudah bersih. Aneka singkong keju dan minuman yang tadi kami pesan sudah lenyap dengan sukses. “Maaf saya kira sudah selesai,” ujar seorang pelayan dengan wajah bersalah. Ya, tadi kami lupa memberi pesan kepada pelayan café, singkong keju kami jangan diangkut dulu. Ketika seorang teman meminta agar kami dibuatkan kembali singkong keju seperti yang tadi kami order, jawaban sang pelayan membuat kami tersenyum kecut. “Maaf singkong seperti yang dipesan tadi sudah habis…..”
Roy0A. 2hjpzgy7e6.pages.dev/1962hjpzgy7e6.pages.dev/2062hjpzgy7e6.pages.dev/3212hjpzgy7e6.pages.dev/1822hjpzgy7e6.pages.dev/1332hjpzgy7e6.pages.dev/4772hjpzgy7e6.pages.dev/3372hjpzgy7e6.pages.dev/191
resep singkong keju d9 salatiga